Pengeboman Tokyo 10 Maret 1945

Pada malam 9 atau 10 Maret 1945, Angkatan Udara Amerika Serikat (United States Army Air Forces, USAAF) melakukan serangan bom api di ibu kota Jepang, Tokyo. Serangan ini diberi nama sandi Operasi Meetinghouse oleh USAAF dan dikenal dengan Serangan Udara Tokyo Raya di Jepang.[1] Bom yang dijatuhkan dari 279 pesawat pengebom berat Boeing B-29 Superfortress membakar sebagian besar wilayah timur Tokyo. Lebih dari 90 ribu atau boleh jadi lebih dari 100 ribu orang Jepang tewas−kebanyakan di antaranya adalah warga sipil−dan sejuta orang kehilangan rumahnya, sehingga pengeboman ini menjadi serangan udara paling merusak dalam sejarah manusia. Sebagian besar pertahanan udara dan sipil Jepang terbukti tidak memadai, sementara 14 pesawat Amerika Serikat dan 96 penerbang hilang.

Serangan di Tokyo merupakan kelanjutan dari serangan udara di Jepang yang bermula pada Juni 1944. Sebelum operasi ini, USAAF telah berfokus kepada kampanye pengeboman terukur melawan fasilitas industri Jepang. Serangan ini umumnya tidak berhasil, yang bersumbangsih terhadap keputusan untuk beralih ke pengeboman api. Operasi pada dini hari 10 Maret adalah serangan bom api besar pertama terhadap sebuah kota di Jepang dan unit USAAF menggunakan taktik yang sangat berbeda dari yang digunakan dalam serangan terukur, termasuk pengeboman pada malam hari dengan pesawat yang terbang dengan ketinggian rendah. Kehancuran meluas yang disebabkan oleh serangan itu menyebabkan taktik ini menjadi acuan bagi B-29 USAAF hingga akhir perang.

Perdebatan mengenai moralitas pengeboman di Tokyo 10 Maret telah berlangsung sejak lama. Serangan ini sering disebut sebagai contoh kunci dalam kritik terhadap kampanye pengeboman strategis Sekutu. Banyak sejarawan dan komentator berpendapat bahwa sasaran warga sipil dengan sengaja oleh USAAF tidak dapat diterima, manakala sejarawan lain menyatakan bahwa USAAF tidak memiliki pilihan selain mengubah ke taktik pengeboman kawasan mengingat kampanye pengeboman terukur telah gagal. Secara umum diakui bahwa taktik yang digunakan dalam menyerang Tokyo dan serangan serupa berikutnya berhasil secara militer. Serangan itu diabadikan lewat beberapa tugu peringatan dan sebuah museum yang dikelola swasta.

  1. ^ "Legacy of the Great Tokyo Air Raid". The Japan Times. 15 March 2015. Diakses tanggal 25 March 2018. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search